FISIPERS - Good News, Good IdeasFISIPERS - Good News, Good Ideas
  • Home
  • Berita
  • Opini
  • Seputar FISIP
  • Kategori Lainya
    • Edukasi
    • Event
    • Hiburan dan Gaya Hidup
    • Teknologi
  • Pages
    • Tentang Kami
    • Kontak
    • Galeri
Reading: “Kartini Modern: Bukan Soal Pakaian, Tapi Perjuangan dan Kesetaraan”
Share
Notification Show More
Latest News
FISIP Unmul Dorong Kolaborasi Sosial-Politik di Pembangunan IKN
May 26, 2025
Belajar Jurnalisme dengan Simulasi Nyata di PJTD Sketsa 2025
May 20, 2025
SEC FISIP UNMUL Gelar Workshop Investasi: Bangun Masa Depan Lewat Literasi Keuangan
May 4, 2025
Mahasiswa FISIP UNMUL Bersama Buruh di Aksi May Day
May 3, 2025
PsychoYouth 2025: HIMAPSI Universitas Mulawarman Angkat Tema “Self-Diagnose: Helping or Hurting?” untuk Edukasi Kesehatan Mental Remaja
April 30, 2025
Aa
Aa
FISIPERS - Good News, Good IdeasFISIPERS - Good News, Good Ideas
  • Berita
  • Seputar FISIP
  • Edukasi
  • Event
  • Opini
  • Hiburan dan Gaya Hidup
  • Teknologi
  • Categories
    • Seputar FISIP
    • Opini
    • Berita
    • Hiburan dan Gaya Hidup
    • Event
    • Teknologi
    • Edukasi
  • Bookmarks
  • Lainya
    • Tentang Kami
    • Kontak Kami
    • Galeri
Have an existing account? Sign In
  • Advertise
© 2022 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fisipers, made with ❤ with aplikasidagang.com
FISIPERS - Good News, Good Ideas > Blog > Opini > “Kartini Modern: Bukan Soal Pakaian, Tapi Perjuangan dan Kesetaraan”
Opini

“Kartini Modern: Bukan Soal Pakaian, Tapi Perjuangan dan Kesetaraan”

FISIPERS UNMUL
By FISIPERS UNMUL Published April 23, 2025
Last updated: 2025/05/03 at 1:14 PM
Share
SHARE

Di era modern ini, sosok Kartini seringkali dipahami secara terbatas hanya dari sisi penampilannya, seperti kebaya dan jarik yang menjadi ciri khasnya. Padahal, makna perjuangan Kartini jauh lebih luas dan tetap relevan bagi generasi masa kini. Menjadi Kartini modern bukan soal busana tradisional semata, melainkan tentang semangat untuk memperjuangkan kesetaraan gender, pendidikan, dan pemberdayaan perempuan. Melihat Kartini dalam konteks zaman sekarang berarti menghargai gagasan dan nilai perjuangannya, bukan hanya fokus pada simbol-simbol budaya yang melekat pada dirinya.

Kartini merupakan tokoh pemikir yang membuka jalan bagi perempuan Indonesia untuk meraih hak atas pendidikan dan kebebasan dalam menyuarakan pendapat. Di masa hidupnya, perempuan mengalami banyak pembatasan, baik dalam akses terhadap pendidikan maupun keterlibatan dalam kehidupan sosial. Lewat pemikiran-pemikirannya, Kartini menantang sistem patriarki yang membatasi potensi perempuan, baik secara intelektual maupun sosial. Karena itulah, perjuangan Kartini sesungguhnya adalah perjuangan melawan ketidaksetaraan dan ketidakadilan, bukan sekadar tentang busana tradisional yang ia kenakan. Dalam kehidupan masa kini, semangat tersebut terus hidup lewat berbagai upaya untuk menghapus diskriminasi gender di berbagai sektor, seperti pendidikan, dunia kerja, serta hak-hak politik dan sosial perempuan.

Perlu disadari bahwa kebaya dan pakaian tradisional yang sering dikaitkan dengan sosok Kartini hanyalah sebagian kecil dari jati dirinya. Terlalu menitikberatkan pada aspek visual seperti pakaian justru bisa mengaburkan makna perjuangan sejati yang ia bawa. Kartini masa kini seharusnya dipahami sebagai figur yang memberi inspirasi bagi perempuan untuk berani bermimpi, mengejar pendidikan, dan turut serta dalam membangun bangsa tanpa terhalang oleh stereotip gender maupun norma sosial yang membatasi. Perempuan yang membawa semangat Kartini di era sekarang adalah mereka yang berani mengambil peran, memperjuangkan kesetaraan, dan menegakkan hak-haknya di berbagai bidang kehidupan.

Selain itu, semangat perjuangan Kartini tetap relevan di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang kini membuka berbagai peluang sekaligus tantangan baru bagi perempuan. Di era digital ini, perempuan memiliki akses yang lebih luas untuk menimba ilmu, berkarya, dan berinovasi. Namun, mereka juga dihadapkan pada bentuk-bentuk diskriminasi dan kekerasan yang muncul, baik di ruang fisik maupun di dunia maya. Menjadi Kartini modern bukan sekadar memakai kebaya sebagai simbol budaya, tetapi juga menunjukkan keberanian dan kemampuan untuk bersaing secara adil di tingkat global. Hal ini mencakup perjuangan untuk mendapatkan akses pendidikan di bidang STEM, peran kepemimpinan, serta pengakuan atas kontribusi perempuan di berbagai lini kehidupan.

Lebih dalam lagi, perjuangan Kartini masa kini bukanlah tanggung jawab perempuan saja, melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk laki-laki. Kesetaraan gender adalah isu kolektif yang membutuhkan kerja sama dan dukungan dari semua pihak. Menghidupkan semangat Kartini berarti menciptakan lingkungan yang inklusif, di mana perempuan dan laki-laki bisa bekerja berdampingan tanpa diskriminasi, saling menghargai, dan mendorong kemajuan satu sama lain. Salah satu kunci utamanya adalah pendidikan sejak dini yang menanamkan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan.

Dari sisi budaya, Kartini modern mengajarkan bahwa mempertahankan identitas tidak harus menjadi hambatan bagi kemajuan. Mengenakan kebaya bisa menjadi wujud penghormatan terhadap warisan budaya, namun semangat yang dibawa harus tetap terbuka terhadap perubahan yang inklusif. Perempuan masa kini bebas memilih untuk tampil dalam balutan tradisional atau gaya modern yang terpenting adalah bagaimana mereka memperjuangkan hak, kebebasan, dan kesetaraan dalam kehidupan sehari-hari. Itulah wujud nyata penghormatan terhadap perjuangan Kartini yang sesungguhnya.

Secara keseluruhan, sosok Kartini modern merepresentasikan perjuangan yang terus berkembang dan bernyawa. Ia menjadi pengingat bahwa kesetaraan gender bukan hanya sekadar semboyan, tetapi sebuah perjalanan panjang yang menuntut keberanian, konsistensi, dan upaya nyata. Perempuan masa kini yang membawa semangat Kartini adalah mereka yang berani menghadapi ketidakadilan, memperjuangkan hak-haknya, dan ikut serta secara aktif dalam proses pembangunan bangsa. Oleh karena itu, memperingati Kartini tidak cukup hanya dengan mengenakan kebaya atau mengikuti acara formal, tetapi harus diwujudkan melalui aksi nyata dalam menciptakan keadilan dan kesetaraan bagi seluruh perempuan Indonesia. Inilah makna sejati perjuangan Kartini yang tetap relevan dari masa ke masa.

 

Penulis: Maulidina Erta Sefhira

Prodi : Ilmu Pemerintahan Angkatan 2023

You Might Also Like

Kartini Modern dalam Perspektif Mahasiswa Ilmu Pemerintahan

Ketika Keperawanan Masih Menjadi Alat Ukur Moralitas Perempuan

Kemenangan Itu Ketika Tidak Lagi Melawan

Dari Kartini Hingga Masa Kini: Perjuangan Menuju Emansipasi dan Keadilan Hak

JERITAN YANG MENGGEMA DI RUANG BISU

FISIPERS UNMUL April 23, 2025
Share this Article
Facebook TwitterEmail Print
Previous Article Kartini Modern: Bersuara di Tengah Tantangan Zaman
Next Article Menciptakan Ruang Bebas untuk Sang Dewi

Stay Connected

Facebook Like
Instagram Follow
Youtube Subscribe

Latest News

FISIP Unmul Dorong Kolaborasi Sosial-Politik di Pembangunan IKN
Berita berita terbaru Seputar FISIP
Belajar Jurnalisme dengan Simulasi Nyata di PJTD Sketsa 2025
Berita
SEC FISIP UNMUL Gelar Workshop Investasi: Bangun Masa Depan Lewat Literasi Keuangan
Berita Event
Mahasiswa FISIP UNMUL Bersama Buruh di Aksi May Day
Uncategorized
//

Resmi didirikan pada tahun 2022, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fisipers merupakan unit kegiatan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman yang berfokus pada bidang jurnalistik dan fotografi.

Menu Lainya

  • PRIVACY NOTICE
  • YOUR PRIVACY RIGHTS
  • TERMS OF USE

Kategori

  • Berita
  • Seputar FISIP
  • Edukasi
  • Event
  • Hiburan dan Gaya Hidup
  • Opini
  • Teknologi
June 2025
M T W T F S S
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30  
« May    

© 2022 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fisipers, made with ❤ with aplikasidagang.com

Selamat Datang Di FISIPERS

Good News, Good Ideas

https://fisipers.fisip.unmul.ac.id

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?