FISIPERS- Badan Penyelenggara Pemilu Raya (BPPR) mengadakan forum Fit & Proper Test pada Rabu, 19 November 2025 lalu. Fit and Proper Test merupakan salah satu dari rangkaian Pemilu Raya (PEMIRA) FISIP Unmul. Kegiatan ini dilakukan untuk menguji kelayakan dan kepatuhan dari kedua pasangan calon (paslon) presiden dan calon wakil presiden BEM FISIP Unmul.
Angin Segar PEMIRA FISIP Unmul
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pesta demokrasi kampus FISIP tahun ini menghadirkan dua kandidat paslon capres dan cawapres, yaitu pasangan Rossa Tri Rahmawati – Joefinley Encretia R.S dari Roda Berdaya dan pasangan Ruby Ragil Prakoso – Muhammad Fateh dari Rumah Kaca.
Dalam rangkaian Fit & Proper Test, kedua paslon diberikan ruang untuk memaparkan visi misi, motivasi dan program kerja satu tahun kedepan, yang kemudian diuji oleh dua panelis yang merupakan alumni BEM dan DPM FISIP Unmul.
Banjir Kritikan dari Alumni
Panelis pertama, Muhammad Akbar merupakan demisioner BEM FISIP periode 2017-2018 dan Panelis kedua Doddy Kusuma demisioner DPM periode 2018-2019.
Menurut Akbar, partisipasi mahasiswa yang sedikit membuat euforia PEMIRA tak terasa. Doddy Kusuma turut menyampaikan kritik dari mekanisme pelaksanaan Fit & Proper Test. Menurutnya, kegiatan tersebut terlalu kaku dan berlarut-larut sehingga membuat forum kehilangan substansi.
“Boleh kita menetapkan pedoman atau rulesnya, tapi mungkin dari pembawaan moderator dan kawan-kawan terlalu kaku. Pada dasarnya panitia terlalu berlarut-larut dan kehilangan substansi ” Ucapnya saat diwawancarai di Ruang Serbaguna HI.
Umpan balik dari kedua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden BEM FISIP
Paslon Roda Berdaya memberikan feedback yang sangat baik terhadap pelaksanaan Fit & Proper Test.
“Mungkin untuk kegiatan hari ini, ya dimana proker, visi dan misi serta gagasan yang kami bawakan itu pasti diuji oleh panelis-panelis yang sudah dihadirkan oleh panitia dan pastinya kegiatan tersebut cukup seru untuk kami sendiri, terutama pada saat pengujian gagasan ” Ucap Joefinley, saat diwawancarai awak FISIPERS setelah pemaparan Paslon Roda Berdaya.
Sebaliknya, Paslon Rumah Kaca mengeluhkan teknis pelaksanaan forum Fit & Proper Test.
“Sebenernya kalau ngomongin teknisnya, ini ngaret dan teknisnya gajelas. Kita tau bakalan ada Fit & Proper Test, tapi kami gatau teknisnya. Dan kalau ditanya pun (panitia) selalu menjawab ‘bakal diinfoin’ ”. Jelas Ruby.
Fateh, selaku cawapres juga menambahkan koordinasi yang kurang jelas serta keterlambatan informasi dari panitia membuat mereka terkendala.
“Setelah sidang verifikasi, malamnya jam 22.00 WITA baru dikirimkan broadcastnya. Dan juga saat jam 00.25 WITA itu diminta buat PPT. Jadinya PPT tidak maksimal dan seadanya ” Jelasnya saat diwawancarai setelah pemaparannya di forum Fit & Proper Test.
Selain memberikan umpan balik, kedua kandidat paslon capres dan cawapres sama-sama mengeluhkan keterlambatan pelaksanaan forum yang tidak sesuai dengan jadwal.
Kegiatan ini ditutup dengan pengundian nomor urut untuk kedua paslon capres dan cawapres. Paslon Roda Berdaya memperoleh nomor urut 01 dan Paslon Rumah Kaca nomor urut 02.
DPM Dikritik
Selain BPPR, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) juga mendapatkan kritik terkait pelaksanaan Fit & Proper Test yang tidak maksimal.
“Panitia terlalu berlarut-larut, kehilangan substansi. Itu kritikku terhadap panitia dan kegiatan hari ini. Mestinya DPM memberikan pemahaman kepada teman-teman kepanitiaan. Kegiatannya ini apasih esensinya? Harusnya seperti apa?” Ucap Doddy selaku panelis dua.
DPM dinilai lalai mendistribusikan informasi penting, menyebabkan forum yang seharusnya dapat memfasilitasi Paslon bertemu dengan pemilih menjadi tidak efektif.
“Undangan ke Badan Pengurus Harian MPM itu baru dikirim pagi. Pemberitahuan kepada mahasiswa FISIP secara keseluruhan lewat DPM juga baru pagi.” Keluh Ruby saat diwawancarai setelah pemaparannya di forum Fit & Proper Test.
Kendala Panitia dan Klarifikasi DPM
Ketua BPPR menyampaikan bahwa kegiatan Fit & Proper Test sudah diumumkan di sosial media Instagram @pemirafisip_unmul, namun pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada hari kerja juga berpengaruh terhadap kurangnya partisipasi mahasiswa FISIP.
“Sebenarnya hal ini sudah kami kaji terkait bagaimana mekanisme mereka berinteraksi bersama teman-teman mahasiswa tentunya. Tetapi memang pada dasarnya hari ini adalah weekdays yang dimana dunia perkuliahan itu lagi jalan semua, jadi untuk menghadirkan atau memaksa teman-teman untuk hadir didalam ruang serbaguna HI” Jelas Andi Habiba selaku Ketua BPPR.
Ketua DPM, Muhammad Agung Saputra mengklarifikasi terkait keluhan keterlambatan informasi. Menurutnya, padatnya rangkaian PEMIRA menyebabkan panitia terlambat mendistribusikan informasi.
“Untuk persoalan kemarin itu memang dari kawan-kawan panitia bukan hanya memikirkan Fit & Proper Test. Karena memang tahapan-tahapan PEMIRA ini tidak ada jangka waktu untuk istirahat. Mereka dari awal pengambilan sampai pengembalian lanjut lagi, tidak ada istirahat langsung lanjut lagi ke sidang verifikasi berkas, langsung lanjut lagi ke Fit & Proper Test, lanjut lagi kampanye. Mungkin itu yang mengakibatkan makanya dari teman-teman panitia itu lambat menginformasikan ” Jelas Agung saat diwawancarai pada Jumat, 21 November 2025.
(dna/agh/srh)

