FISIPERS- Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Mulawarman Tahun 2025 yang berlangsung di GOR 27 September, Selasa (5/8), diikuti oleh ribuan mahasiswa baru dari 14 fakultas. Kegiatan ini diawali dengan parade dari masing-masing fakultas menuju lokasi acara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) tampil mencolok tahun ini dengan mengenakan atribut baru berupa slayer berwarna oranye.
Selain membawa bendera resmi lembaga, FISIP juga tampak mengibarkan bendera bertema “One Piece” yang belakangan viral sebagai simbol perlawanan. Mereka juga membawa sejumlah spanduk berisi delapan tuntutan, antara lain penolakan terhadap UKT yang mahal dan keberatan atas keterlibatan pihak militer dalam lingkungan kampus.
Aksi mahasiswa baru FISIP menjadi sorotan saat spanduk bertuliskan #RIPBEMKM, #OSISKAMPUS, #SIAPKOMANDAN, dan #SALAMPRESISI dibentangkan ketika Presiden BEM KM Unmul Muhammad Ajilana menyampaikan sambutan. Jenderal Lapangan FISIP, Nur Alif, menjelaskan bahwa aksi tersebut merupakan bentuk penolakan MPM FISIP terhadap keterlibatan militer di lingkungan kampus, sekaligus kritik terhadap kinerja BEM KM yang dinilai menurun.
Bentuk protes lainnya juga muncul saat sesi penyematan jas almamater, di mana mahasiswa baru FISIP secara simbolik menolak mengenakannya sebagai sindiran terhadap buruknya fasilitas kampus. Aksi penolakan berlanjut ketika Kepala Kelompok Staf Ahli (Kapoksahli) Panglima Daerah Militer (Pangdam) VI/Mulawarman, Brigjen TNI Deni Sukwara, S.E., M.Si., M.Han., menyampaikan materi wawasan kebangsaan. Mahasiswa baru FISIP secara kompak menyanyikan lagu-lagu perjuangan dari tribun sebagai bentuk penolakan simbolik.
Meski diwarnai tensi politik dan aksi protes, antusiasme mahasiswa baru tetap tinggi. “Capek tapi terbayarkan karena seru, terutama waktu FISIP nyaut-nyautan di tribun,” ujar Muhammad Adrian Nur, mahasiswa baru Ilmu Komunikasi, yang mengaku sempat terkejut melihat tamu dari instansi tertentu mendapat sorakan dari peserta.
Kesan serupa diungkapkan oleh Fauzi Arafi, mahasiswa baru Ilmu Komunikasi, dan Farah Amalia Febrianti dari prodi Psikologi. “Seru banget, capek sih, tapi senang. Yang paling berkesan itu antar fakultas sahut-sahutan jargonya, cuma panas banget GOR-nya. Semoga segera direnovasi,” ucap Fauzi, yang juga menyebut penampilan pimpinan kampus bernyanyi di panggung sebagai momen paling mengejutkan.
Namun, kegiatan PKKMB Unmul 2025 sempat diwarnai insiden kelelahan massal. Sejumlah mahasiswa baru mengalami sesak napas dan kepanasan hingga harus mendapatkan penanganan medis di lokasi. Akibat kondisi tersebut, parade Ormawa yang semula dijadwalkan setelah waktu ISHOMA terpaksa diundur dan dijadwalkan ulang untuk tampil pada perayaan Dies Natalis Unmul.
Alhasil, kegiatan PKKMB 2025 ditutup lebih awal dari rencana. Presiden BEM KM pun menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf atas insiden yang terjadi.
Meski demikian, PKKMB 2025 meninggalkan catatan penting terkait aksi kritis mahasiswa FISIP dalam menolak keterlibatan militer serta menyuarakan tuntutan akan perbaikan fasilitas kampus.
(dna/ayz/emf/moo/gna/zyr/aim)