
Samarinda – Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas Mulawarman mengadakan kampanye Stop Bullying di SD Katolik 3 WR Supratman Samarinda pada Senin (17/03). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang dampak buruk perundungan serta menanamkan nilai-nilai empati, toleransi, dan saling menghormati sejak dini. Kampanye ini diikuti oleh seluruh siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 yang antusias dalam memahami pentingnya mencegah dan menghentikan tindakan bullying.
Kasus perundungan di lingkungan sekolah masih menjadi permasalahan yang serius di Indonesia, termasuk di Kota Samarinda. Menurut laporan UNICEF Indonesia, hampir 1 dari 3 anak sekolah di Indonesia pernah mengalami perundungan dalam berbagai bentuk, baik secara langsung maupun melalui media digital. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan mengingat sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi anak-anak untuk tumbuh, belajar, dan mengembangkan diri. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pemahaman kepada siswa sejak dini tentang bahaya bullying dan bagaimana mencegahnya agar tidak menjadi bagian dari budaya yang merugikan.
Bullying tidak hanya berdampak pada korban secara fisik, tetapi juga dapat menyebabkan trauma jangka panjang, menurunkan kepercayaan diri, hingga mengganggu perkembangan sosial dan akademik anak. Korban perundungan sering kali mengalami stres, kecemasan, bahkan depresi yang dapat berlanjut hingga dewasa jika tidak ditangani dengan baik. Lebih dari itu, anak yang terbiasa dengan budaya perundungan juga berpotensi menjadi pelaku kekerasan di masa depan jika tidak diberikan edukasi mengenai dampaknya.
Kampanye ini diawali dengan sesi pemaparan materi edukatif oleh mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman. Dalam sesi ini, mahasiswa menjelaskan secara interaktif tentang apa itu bullying, bentuk-bentuknya, dampak negatifnya terhadap korban, serta langkah-langkah pencegahan dan cara melaporkan kasus perundungan. Agar mudah dipahami oleh siswa SD, materi disampaikan dengan bahasa yang ringan dan menggunakan contoh-contoh nyata dari kehidupan sehari-hari.
Setelah sesi pemaparan, kegiatan dilanjutkan dengan berbagai permainan interaktif yang dirancang untuk menanamkan nilai kepedulian, dan keberanian dalam menolak bullying. Siswa diajak berpartisipasi dalam simulasi situasi sosial, di mana mereka belajar bagaimana bersikap ketika melihat teman yang menjadi korban perundungan. Selain itu, panitia juga membagikan snack berisi pertanyaan seputar materi yang telah disampaikan, dan siswa yang berhasil menjawab dengan benar mendapatkan hadiah spesial sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka.
Di penghujung acara, para siswa diberi kesempatan untuk berbagi kesan dan pesan mengenai pengalaman serta pemahaman baru yang mereka peroleh dari kampanye ini. Beberapa siswa mengaku bahwa mereka kini lebih memahami bagaimana cara memperlakukan teman dengan baik serta lebih berani untuk melapor jika menyaksikan tindakan bullying di sekitar mereka. Dokumentasi acara turut dilakukan untuk mengabadikan momen kebersamaan antara mahasiswa dan siswa-siswi SD Katolik 3 WR Supratman.
Pihak sekolah, termasuk guru dan kepala sekolah, menyambut baik inisiatif mahasiswa dalam memberikan edukasi anti-bullying kepada siswa. Mereka menilai bahwa kampanye ini sangat relevan dengan upaya sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan.
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman berharap bahwa kampanye Stop Bullying ini dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak sekolah untuk menyelenggarakan kegiatan serupa. Dengan edukasi yang terus digencarkan, diharapkan generasi mendatang dapat tumbuh dengan kesadaran yang lebih tinggi akan pentingnya menghormati sesama, menciptakan lingkungan yang lebih ramah, inklusif, dan penuh empati bagi semua anak.
Penulis: Selma Mela, Mahasiswa Hubungan Internasional, FISIP 2022